Setiap kegiatan yang baik umumnya melalui tiga tahapan penting, yaitu plan (perencanaan), action (pelaksanaan), dan reflection (refleksi). Perencanaan berfungsi sebagai arah dan pedoman agar kegiatan berjalan sesuai tujuan. Pelaksanaan merupakan tahap penerapan nyata dari rencana yang sudah disusun. Sedangkan refleksi menjadi sarana evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tercapai dan apa yang perlu diperbaiki ke depan. Ketiga tahapan ini saling melengkapi, sehingga keberadaannya tidak bisa dipisahkan.
Refleksi adalah proses merenungkan kembali apa yang telah dilakukan, baik dalam bentuk pencapaian maupun kekurangan. Melalui refleksi, seseorang atau kelompok dapat mengukur hasil kerja, menyadari kesalahan, sekaligus menemukan strategi perbaikan. Dengan demikian, refleksi bukan hanya sekadar menengok ke belakang, tetapi juga menyiapkan langkah yang lebih baik di masa depan.
Di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, terdapat kebiasaan yang mencerminkan makna refleksi. Setiap kali menutup kegiatan atau majelis, santri bersama-sama membaca doa kafaratul majelis dan surat Al-‘Ashr sebanyak tiga kali. Kebiasaan ini tampak sederhana, namun sesungguhnya menyimpan nilai mendalam, yaitu mengingatkan setiap individu untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan senantiasa memperbaiki diri.
Surat Al-‘Ashr mengajarkan bahwa waktu adalah nikmat besar yang tidak akan pernah terulang. Dengan membacanya, kita diajak untuk menyadari bagaimana kita telah menggunakan waktu sepanjang hari. Apakah kita termasuk golongan yang merugi karena menyia-nyiakannya? ataukah orang yang beruntung karena mengisinya dengan hal yang bermanfaat?
Dengan demikian, membaca surat Al-‘Ashr dapat dimaknai sebagai metode refleksi yang tetap relevan hingga masa kini. Pesan yang terkandung di dalamnya memberi kesempatan bagi setiap orang untuk menilai kembali seluruh aktifitasnya melalui kesadaran akan pentingnya menghargai waktu agar tidak terjebak pada rutinitas kosong.
0 Comments