Jombang benar-benar semarak di bulan Oktober ini. Suasana khas santri terasa di setiap sudut kota, mulai dari kantor pemerintahan hingga lembaga pendidikan. Semua serentak menyambut datangnya Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025, yang juga bertepatan dengan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang ke-115.

Berdasarkan Surat Edaran Bupati Jombang Nomor 200.1.4/625/415.01/2025, seluruh pegawai instansi pemerintah di Kabupaten Jombang diwajibkan mengenakan seragam khas santri mulai tanggal 14 hingga 23 Oktober 2025. Laki-laki bersarung, berbaju koko, dan mengenakan kopiah hitam, sementara perempuan tampil anggun dengan busana muslimah yang sopan dan santun.

Tak ketinggalan, MTsN 4 Denanyar Jombang turut menyemarakkan momentum ini. Sejak hari pertama edaran diterapkan, para guru dan tenaga kependidikan kompak tampil bersarung dan berkopyah. Pemandangan ini menghadirkan nuansa religius yang kental di lingkungan madrasah. Suasana pembelajaran pun terasa berbeda: lebih hangat, lebih khidmat, dan penuh makna.

“Bersarung bukan sekadar soal seragam, tapi simbol jati diri dan kebanggaan kita sebagai insan madrasah yang lahir dari rahim pesantren,” ujar Kepala MTsN 4 Denanyar Jombang, Bapak Sulthon Sulaiman, saat ditemui di sela kegiatan belajar. Ia menegaskan, momentum Hari Santri bukan hanya untuk bergaya ala santri, tetapi juga untuk meneladani spirit perjuangan, kesederhanaan, dan keikhlasan para santri dan ulama dalam membangun negeri.

Sepanjang pekan ini, berbagai kegiatan menyongsong Hari Santri Nasional turut digelar di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, yang menaungi sejumlah lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga tinggi: RA, MI, MTsMM, MTsN 4, SMP MM, MAMM, SMK Bisri Syansuri, MAN 4, hingga Ma’had Aly Denanyar.
Suasana Denanyar benar-benar hidup. Ada lomba antar-asrama, doa bersama, lomba guru, hingga berbagai kegiatan kreatif yang melibatkan seluruh santri dan guru di lingkungan pondok.

Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan ini akan digelar pada 22 Oktober 2025, dengan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional se-Kabupaten Jombang yang dipusatkan di Lapangan Kampus 3 MTsN 4 Jombang. Ribuan santri, guru, dan pengasuh pondok pesantren di bawah Yayasan Mamba’ul Ma’arif akan turut hadir dan menyatukan semangat perjuangan santri dalam satu barisan yang rapi dan penuh khidmat.

Peringatan Hari Santri tahun ini mengusung semangat “Jihad Santri Jayakan Negeri”, menggambarkan bahwa santri masa kini tidak hanya pandai mengaji, tapi juga mampu berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan — pendidikan, teknologi, ekonomi, bahkan sosial kemasyarakatan.

Di MTsN 4 Denanyar, semangat itu tampak nyata. Guru-guru yang bersarung tetap mengajar dengan penuh semangat, siswa belajar dengan antusias, dan seluruh civitas madrasah tampak bangga menjadi bagian dari keluarga besar pesantren Denanyar.

Tak sekadar seragam, Hari Santri di MTsN 4 Denanyar menjadi momen refleksi dan penguatan identitas, bahwa di balik sarung dan kopiah itu tersimpan nilai-nilai luhur: cinta tanah air, disiplin, tawadhu, dan semangat perjuangan yang tak pernah padam.

Karena santri sejati bukan hanya mereka yang tinggal di pondok, tetapi juga siapa pun yang menjaga nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan cinta ilmu — di manapun ia berada.
Dan MTsN 4 Denanyar Jombang, tahun ini, sekali lagi membuktikan: bersarung bukan sekadar seragam, tapi identitas dan kehormatan.

Solomon