Jombang, Sabtu 18 Oktober 2025 —
Langit pagi di MTsN 4 Jombang tampak cerah, seolah turut menyambut peristiwa bersejarah bagi dunia pendidikan madrasah di Kabupaten Jombang. Tepat pukul 08.30 WIB, usai pelaksanaan Deklarasi Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) di halaman madrasah, seluruh guru, karyawan, dan tamu kehormatan memasuki Aula Nyai Hj. Nor Khodijah.
Di tempat inilah kegiatan berikutnya berlangsung: Workshop Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta melalui Satuan Pendidikan Ramah Anak se-KKM MTsN 4 Jombang.

Pembukaan dan Sambutan Kepala MTsN 4 Jombang
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa bersama, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Kepala MTsN 4 Jombang sekaligus Ketua KKM, Dr. Sulthon Sulaiman, M.Pd.I.
Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa workshop ini bukan sekadar rutinitas peningkatan kompetensi, tetapi gerakan bersama menata arah pendidikan yang lebih manusiawi, bermakna, dan berjiwa kasih.
“Kita hidup di zaman ketika pengetahuan begitu mudah didapat, tetapi nilai moral, empati, dan cinta sering kali menjadi langka,” ujar beliau.
“Karena itu, kurikulum berbasis cinta adalah jawabannya — cinta kepada Allah, cinta kepada ilmu, cinta kepada sesama, dan cinta kepada lingkungan.”
Beliau menambahkan, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) diharapkan mampu menumbuhkan siswa yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memahami makna, berpikir kritis, berperilaku empatik, dan berkontribusi nyata bagi kehidupan.
“Melalui satuan pendidikan ramah anak, kita ingin menghadirkan madrasah yang aman, inklusif, menyenangkan, dan penuh kasih — rumah kedua bagi para siswa untuk tumbuh dengan bahagia dan dihargai dalam perbedaan,” tutup beliau dengan penuh semangat.

Motivasi dari Kasi Penma Kemenag Jombang
Sambutan berikut disampaikan oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Bapak Nur Khozin, M.A.
Dalam suasana penuh semangat, beliau memotivasi para pendidik dengan mengutip ayat Al-Qur’an dari Surat Al-Muddatsir ayat 1–3:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١)
قُمْ فَأَنْذِرْ (٢)
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣)
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan agungkanlah Tuhanmu.”
Beliau menegaskan bahwa ayat tersebut mengandung pesan kebangkitan bagi para pendidik untuk tidak berdiam diri menghadapi tantangan zaman.
“Mari kita bangun dan bangkit melawan segala bentuk ketidakramahan terhadap anak. Anak-anak adalah amanah dan aset bangsa, aset agama, dan aset paling berharga bagi madrasah. Mereka harus dilayani, dilindungi, dan diberikan hak terbaik tanpa diskriminasi,” tegasnya.
Dengan gaya tutur yang hangat dan komunikatif, beliau juga berpesan kepada peserta workshop agar mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh.
“Jangan sampai ada yang gentayangan — baik pikirannya, hatinya, maupun kakinya,” ujarnya disambut tawa peserta.
“Fokuslah pada materi, karena inilah bagian dari jihad pendidikan yang sesungguhnya.”

Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Kantor Kemenag Jombang
Puncak acara sambutan disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Bapak Dr. H. Muhajir, yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan workshop ini.
Dalam pengantarnya, beliau mengutip firman Allah SWT dari Surat Al-Anbiyā’ ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Beliau menegaskan, ayat tersebut adalah dasar filosofis bagi seluruh praktik pendidikan yang berorientasi pada kasih sayang.
“Satuan Pendidikan Ramah Anak merupakan manifestasi dari ajaran rahmatan lil ‘alamin. Ia menuntut kita untuk menghadirkan wajah pendidikan yang penuh cinta, empati, dan penghargaan terhadap martabat anak-anak,” tutur beliau.
Dalam penjelasannya, beliau menguraikan bahwa SRA bukan sekadar program, tetapi paradigma baru pendidikan.
Madrasah yang ramah anak harus:
- Aman secara fisik dan psikis, bebas dari kekerasan, perundungan, maupun hukuman yang merendahkan martabat anak.
- Inklusif, menerima keberagaman latar belakang siswa tanpa diskriminasi.
- Partisipatif, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri mereka.
- Sehat dan peduli lingkungan, menumbuhkan kepedulian terhadap kebersihan, kesehatan, dan kelestarian alam.
- Berbasis cinta dan keteladanan, di mana guru menjadi figur kasih, bukan sekadar pengajar.
“SRA adalah ruang di mana anak merasa aman, bahagia, dan termotivasi untuk tumbuh menjadi pribadi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia,” ujar beliau menutup sambutan.
“Dan MTsN 4 Jombang telah mengambil langkah konkret menuju arah itu. Teruslah berinovasi, jadilah inspirasi bagi madrasah lain.”
Setelah sambutan, beliau membuka kegiatan secara resmi dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, disambut tepuk tangan seluruh peserta yang memenuhi aula.

Sesi Workshop: Menghidupkan Kurikulum Berbasis Cinta
Sesi inti kegiatan kemudian dipandu langsung oleh Fasilitator Nasional Satuan Pendidikan Ramah Anak, Ibu Umi Mahmudah, M.Ed.
Beliau mengajak para peserta untuk menelusuri esensi pembelajaran mendalam yang menumbuhkan rasa ingin tahu, refleksi, dan empati pada siswa. Melalui diskusi interaktif, peserta diajak menggali praktik baik dalam mewujudkan madrasah ramah anak — mulai dari strategi pembelajaran yang humanis hingga pengelolaan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.
Suasana aula terasa hidup. Para guru berdiskusi, berbagi pengalaman, dan menulis rencana tindak lanjut penerapan SRA di madrasah masing-masing. Setiap gagasan lahir dari satu semangat yang sama: mendidik dengan cinta dan menanamkan nilai kehidupan.
Madrasah Sebagai Rumah Cinta
Menjelang siang, kegiatan ditutup dengan refleksi bersama. Dalam suasana penuh kehangatan, tampak jelas semangat baru tumbuh di hati setiap pendidik. Mereka pulang bukan hanya membawa materi, tetapi juga kesadaran baru bahwa mendidik bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa.
Workshop ini menjadi momentum penting bagi KKM MTsN 4 Jombang untuk meneguhkan komitmen bersama:
bahwa madrasah bukan sekadar tempat belajar, tetapi rumah cinta, tempat anak-anak merasa aman, dihargai, dan tumbuh bahagia dalam pelukan ilmu dan kasih sayang.
Solomon
0 Comments