Kartu Kuning: Merajut Iman dan Disiplin dalam Setiap Saf Sholat Berjamaah

by | Oct 9, 2025 | Artikel Pendidikan | 0 comments

Oleh: Sulthon Sulaiman, Kepala MTsN 4 Jombang

Pukul 12.30 WIB. Masjid Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang mulai ramai oleh langkah-langkah tertib para santri. Tidak ada suara gaduh, hanya desahan nafas penuh kekhusyukan yang menyambut waktu Dzuhur. Inilah pemandangan rutin yang menjadi kebanggaan kami—sebuah tradisi yang tidak sekadar tentang menjalankan kewajiban, tetapi tentang membangun peradaban karakter melalui sholat berjamaah.

Lebih dari Sekadar Kartu: Filosofi di Balik Warna Kuning

Sebelum iqamah berkumandang, para guru pembina—Bapak Ata Muzakki dan Bapak Ajib Maulana—berkeliling membagikan kartu berwarna kuning kepada setiap siswa yang telah tertib di safnya. Mengapa kuning? Bagi kami, warna ini melambangkan cahaya, kehangatan, dan peringatan yang lembut. Sebagaimana kuning adalah warna cahaya pertama di pagi hari, kartu ini menjadi penanda cahaya iman yang harus selalu menyala dalam diri setiap santri.

“Kami ingin sholat berjamaah menjadi budaya, bukan sekadar kewajiban. Lewat kartu kuning ini, siswa dilatih tertib, disiplin, dan bertanggung jawab. Inilah pendidikan karakter yang sesungguhnya — membentuk kebiasaan baik yang berakar pada ketaatan kepada Allah dan penghormatan kepada guru,”

Mekanisme yang Penuh Makna

Proses pengembalian kartu usai sholat bukan ritual tanpa arti. Saat siswa menyerahkan kembali kartu itu kepada guru yang menunggu di area madrasah, terjadi interaksi pedagogis yang mendalam. Bukan sekadar transaksi administratif, melainkan momen pertanggungjawaban spiritual. Esok harinya, kartu yang sama akan berputar kembali—simbol dari konsistensi dalam ibadah yang harus dijaga setiap hari.

Sistem ini kami desain sebagai visible learning dalam pendidikan agama. Setiap kartu yang terdistribusi dengan rapi adalah bukti nyata partisipasi siswa. Namun, yang lebih penting dari fisik kartu adalah nilai-nilai yang melekat dalam proses tersebut.

Pendidikan Karakter Iman dan Takwa dalam Aksi

Dalam perspektif pendidikan karakter MTsN 4 Jombang, Kartu Kuning adalah alat untuk menanamkan tiga pilar utama:

  1. Disiplin Ibadah
    Kehadiran tepat waktu di masjid melatih time management dan kesadaran akan pentingnya menunaikan kewajiban di awal waktu.
  2. Tanggung Jawab Komunal
    Sholat berjamaah mengajarkan arti kebersamaan (jama’ah) dan tanggung jawab sosial dalam menegakkan syiar Islam.
  3. Kejujuran Spiritual
    Meski ada kartu sebagai bukti fisik, kami menekankan bahwa yang paling penting adalah kejujuran dalam niat dan pelaksanaan.
Guru: Teladan Hidup, Bukan Sekadar Pengawas

Kehadiran guru di masjid bukan sebagai polisi syariat, tetapi sebagai qudwah hasanah (teladan yang baik). Ketika siswa melihat Bapak Ata dan Bapak Ajib konsisten membagikan kartu dengan senyum, mereka belajar bahwa disiplin tidak harus kaku, dan aturan bisa dijalankan dengan kelembutan.

Inilah esensi pendidikan karakter berbasis iman dan takwa—ketika nilai-nilai agama tidak hanya diajarkan, tetapi ditunjukkan melalui keteladanan. Guru tidak hanya mengajar, tetapi hidup dalam nilai yang diajarkan.

Dampak yang Terlihat Nyata

Setelah beberapa bulan menerapkan sistem ini, perubahan signifikan terlihat. Tidak hanya pada kedisiplinan sholat, tetapi juga pada karakter siswa sehari-hari. Mereka yang dulu sering terlambat, kini belajar menghargai waktu. Mereka yang awalnya malu-malu, kini dengan percaya diri memimpin doa. Mereka memahami bahwa sholat berjamaah adalah latihan untuk kehidupan yang tertib dan teratur.

Seorang siswa kelas IX berbagi pengalaman:
“Awalnya saya hanya ikut-ikutan,Pak. Tapi sekarang, kalau belum dapat kartu kuning, rasanya ada yang kurang. Seperti belum absen secara spiritual.”

Kartu Kuning sebagai Spiritual Technology

Di era digital ini, kami sengaja mempertahankan bentuk fisik kartu. Mengapa? Karena ada nilai edukatif dalam interaksi langsung. Dalam genggaman kartu kuning itu, tersimpan pesan bahwa teknologi terhebat dalam pendidikan adalah sentuhan manusiawi antara guru dan murid.

Namun, filosofinya sangat modern: accountability system dalam pembinaan karakter. Kartu kuning adalah tools management spiritual yang sederhana namun efektif.

Menuju Pendidikan Holistik

Bagi MTsN 4 Jombang, Kartu Kuning bukan tujuan, tetapi wasilah (media). Target kami bukan sempurnanya administrasi keagamaan, tetapi terbentuknya karakter muslim yang:

  • Conscious (sadar akan kewajiban)
  • Consistent (konsisten dalam beribadah)
  • Committed (berkomitmen pada nilai-nilai Islam)

Ketika bel pulang berbunyi, dan siswa meninggalkan madrasah, kami berharap nilai-nilai dari Kartu Kuning ini tidak tertinggal di gerbang sekolah. Kami membayangkan setiap alumni MTsN 4 Jombang menjadi Kartu Kuning berjalan—cahaya yang menerangi lingkungannya dengan disiplin ibadah dan akhlak mulia.

Kartu kuning mungkin hanya selembar kertas, tetapi di tangan pendidikan yang visioner, ia menjadi alat perekat antara iman dan disiplin, antara takwa dan tanggung jawab. Dan dari saf-saf masjid inilah, kami memulai revolusi karakter—satu kartu, satu santri, pada satu waktu.

Author

Artikel ini telah dibaca:

Written by Sulthon Sulaiman

Related Posts

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *