Fenomena Gerhana Bulan Total: Cermin Kebesaran Allah di Langit Malam

by | Sep 7, 2025 | Artikel Pendidikan | 0 comments

Oleh: Sulthon Sulaiman
Gerhana dalam Pandangan Sains

Gerhana bulan total adalah peristiwa ketika bumi berada di antara matahari dan bulan. Cahaya matahari yang biasanya memantul ke permukaan bulan terhalang oleh bumi. Akibatnya, bulan yang biasanya terang berubah menjadi redup, bahkan terkadang kemerah-merahan. Ilmu astronomi mampu memprediksi kapan dan di mana gerhana akan terjadi, detik demi detik, dengan ketelitian yang luar biasa.

Namun, bagi orang beriman, fenomena ini bukan sekadar catatan ilmiah. Gerhana bukan hanya peristiwa alam, melainkan tanda kebesaran Sang Pencipta.

Gerhana dalam Pandangan Iman

Al-Qur’an menjelaskan bahwa matahari dan bulan adalah bagian dari sistem kosmik yang tunduk sepenuhnya kepada aturan Allah. Tidak ada yang kebetulan di langit. Setiap peredaran, setiap perubahan posisi, bahkan gerhana, semuanya terjadi dengan izin-Nya.

Allah berfirman:

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَاۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ ۝٣٨ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ ۝٣٩ لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ۝٤٠

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat-tempat bagi bulan, sehingga (setelah melalui tempat-tempat itu) kembalilah ia seperti tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” QS. Yasin : 38-40

Bahkan di akhir zaman, keteraturan ini akan berhenti. Alam semesta yang selama ini stabil akan diubah Allah sebagai tanda datangnya Hari Kiamat.

فَاِذَا بَرِقَ الْبَصَرُۙ ۝٧ وَخَسَفَ الْقَمَرُۙ ۝٨ وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ ۝٩

“Ketika pandangan mata terbelalak, dan bulan digelapkan, lalu matahari dan bulan dikumpulkan.” QS. Al-Qiyamah : 7-9

Ayat ini mengingatkan kita: semua sistem kosmik, seindah dan sekokoh apa pun, hanyalah makhluk yang tunduk kepada kehendak Allah. Ia bisa berubah, berhenti, atau hancur kapan saja, sesuai ketetapan-Nya.

Petunjuk Rasulullah ﷺ tentang Gerhana

Rasulullah ﷺ menjelaskan sikap yang seharusnya diambil ketika fenomena gerhana terjadi. Beliau bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَتَصَدَّقُوا وَصَلُّوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah, bertakbir, bersedekah, dan shalatlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memperjelas:
  • Gerhana bukan pertanda sial atau peristiwa pribadi.
  • Gerhana adalah tanda kebesaran Allah.
  • Gerhana adalah ajakan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui doa, takbir, sedekah, dan shalat gerhana.
Pelajaran yang Bisa Dipetik

Fenomena gerhana bulan total adalah cermin kecil dari keagungan besar. Allah mengingatkan kita, bahwa apa pun yang tampak megah dan konstan di langit pun bisa meredup dalam sekejap, hanya dengan perintah-Nya. Bulan yang biasanya bercahaya bisa kehilangan sinarnya, malam yang biasa terang bisa berubah muram.

Begitu pula kehidupan manusia. Sebesar apa pun kuasa dan kejayaan seseorang, semuanya bisa redup dalam sekejap sesuai kehendak Allah. Hidup yang tenang bisa berubah, nikmat yang luas bisa berkurang, semua karena kita hanyalah makhluk yang bergantung penuh kepada-Nya.

Karena itu, setiap kali fenomena alam terjadi, seharusnya kita tidak hanya kagum, tetapi juga tersentuh. Gerhana bukan hanya tontonan, tapi peringatan. Sebuah seruan halus agar hati kita kembali sujud, berzikir, dan memperbaiki amal sebelum tiba saat di mana seluruh cahaya kehidupan ini padam, sebelum waktu yang Allah beri kepada kita benar-benar habis.

Penutup

Gerhana bulan total adalah salah satu ayat kauniyah — tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Ia mengingatkan bahwa langit dan bumi, matahari dan bulan, semua berjalan di bawah kendali-Nya. Tidak ada yang abadi kecuali Dia.

Semoga setiap fenomena alam menjadi pengingat bagi kita semua, bukan sekadar berita, bahwa Sang Pencipta sedang menyampaikan pesan-Nya melalui ciptaan-Nya.

Author

Artikel ini telah dibaca:

Written by Sulthon Sulaiman

Related Posts

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *