JOMBANG – Bayangkan suasana ini: Seorang guru Matematika dengan semangat membara berperan sebagai serigala yang licik. Seorang guru IPA dengan suara merdu menyanyikan lagu Michael Jackson. Seorang Kepala Madrasah dengan lantang berpidato dalam dua bahasa, disambut sorak-sorai rekan-rekannya yang kompak berkaos oblong dan sepatu kets.
Ini bukan adegan film komedi. Ini adalah pemandangan nyata dan penuh energi di Closing Ceremony Program Pelatihan Bahasa Asing, kerja sama MTsN 4 Denanyar Jombang dengan EGYPT Islamic Boarding & Course, pada Sabtu, 20 September 2025. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa proses belajar bahasa bukanlah hal yang kaku dan menegangkan, melainkan sebuah petualangan yang menyenangkan dan penuh celoteh tawa.
Lebih Dari Sekadar Dua Minggu di Kelas
Program intensif selama dua pekan ini bukanlah program pelatihan bahasa biasa. Visinya lebih ambisius: menciptakan habit (kebiasaan). Itulah kata kunci yang terus bergema dalam setiap sambutan. Dr. Sulthon Sulaiman, M.Pd.I., Kepala MTsN 4 Jombang, menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah melatih keberanian dan membangun kepercayaan diri.
“Pelatihan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris ini bukan sekadar belajar kata dan kalimat,” ujarnya dengan penuh semangat di hadapan para peserta. “With Arabic you connect to the heritage of Islam, with English you open the doors to the world. May this training be the start of your greater journey.”
Pesan ini sejalan dengan tantangan yang sebelumnya dilontarkan oleh Dr. H. Muhajir, S.Pd., M.Ag., Kepala Kankemenag Kab. Jombang. Dengan nada provokatif yang membangun, beliau mengingatkan sebuah paradoks: “Anak lahir di Arab akan bisa bahasa Arab tanpa sekolah sekalipun. Lahir di Inggris akan bisa bahasa Inggris. Tapi di Indonesia, dengan jam pelajaran yang banyak, faktanya banyak anak kita yang masih tidak percaya diri. Artinya, ada yang salah dalam belajarnya.”
Jawaban dari “Kesalahan” itu, menurutnya, adalah pada kata “Pembiasaan”. Bahasa adalah ilmu praktek, bukan hanya ilmu hafalan. Program yang menargetkan pembiasaan inilah yang disebut-sebut sebagai terobosan untuk menjawab jargon Madrasah: Maju, Bermutu, dan Mendunia.
Panggung Prestasi dan Kelucuan yang Memecah Kebekuan
Closing ceremony menjadi bukti bahwa “Pembiasaan” itu berhasil dan menyenangkan. Acara yang dipandu secara epik oleh dua MC, Pak Arif Rohman (Bahasa Arab) dan Bu Alifah Rahmawati (Bahasa Inggris), ini diisi dengan serangkaian kegiatan yang menunjukkan hasil dari proses tersebut.
Puncaknya adalah pengumuman “The Best Five” dari masing-masing kelas. Mereka adalah para guru yang menunjukkan perkembangan dan dedikasi terbaik. Namun, kejutan terbesar adalah pemberian 4 Golden Tiket untuk pelatihan lanjutan di EGYPT Pare kepada Pak Hisbulloh Huda, Bu Nikmah (Kelas Arab), Bu Haifa Azninda, dan Bu Alifah Rahmawati (Kelas Inggris). Sorakan meriah membahana, menyuntikkan semangat bagi semua untuk terus belajar.
Namun, momen yang paling berkesan dan viral adalah saat penampilan drama dan paduan suara. Kelas Bahasa Arab menyajikan drama kolosal “Penggembala dan 7 Domba”. Bayangkan, para guru yang biasanya serius mengajar, dengan totalitas tinggi memerankan domba-domba yang lugu dan seorang gembala. Puncak kelucuan ada pada penampilan Pak Imam Rofi’i dan Pak Farih yang berperan sebagai serigala. Akting mereka yang over-the-top dan penuh ekspresi berhasil membuat seluruh aula tertawa terbahak-bahak sekaligus memberikan tepuk tangan yang riuh.
“Itu luar biasa! Melihat kolega sendiri berani tampil ‘konyol’ di atas panggung untuk praktik bahasa, itu menghilangkan semua rasa takut dan malu untuk berbicara,” ujar salah seorang guru yang hadir.
Tak kalah seru, Kelas Bahasa Inggris membawakan paduan suara yang padu membawakan lagu “For You and For Me” yang dipadukan dengan puisi indah. Dipimpin oleh Bu Wadziatur Rizqi, penampilan mereka elegan dan powerful, menunjukkan sisi lain dari guru-guru yang biasanya hanya terlihat di depan kelas.
Kolaborasi yang Tidak Berhenti di Sini
Mr. Furwandi, Direktur EGYPT, dalam sambutannya menyampaikan kekaguman dan kebanggaannya. “Kami bangga menjadi bagian dari ihtiar Madrasah. Baru kali ini kami menjalin kerjasama dengan target yang sangat spesifik: membangun pembiasaan. Kami siap menjadi partner selanjutnya.”
Komitmen untuk berkolaborasi ke depan ini juga ditegaskan oleh Bapak Nur Khozin, M.Pd., Kasi Pendidikan Madrasah. Beliau menghubungkan program ini dengan inovasi Kemenag Jombang yang penuh dengan “Kembang” seperti Kembang Daman (Kemenag Dalam Genggaman) dan Kembang Melati Menari (Melayani Sepenuh Hati Mengabdi untuk Negeri). “Tantangannya sekarang adalah dampaknya. Saya optimis MTsN 4 Jombang bisa mengawal ini sampai finish,” ujarnya.
Penutup: Awal dari Sebuah Gerakan
Acara yang ditutup dengan doa oleh Bapak H. Moh. Yazid ini bukanlah sebuah garis finis. Ini adalah starting point. Suasana riang, penuh tawa, dan semangat yang terpancar dari para guru adalah modal yang tak ternilai.
Mereka tidak hanya pulang dengan sertifikat, tetapi dengan pengalaman “menghidupkan” bahasa, kepercayaan diri yang bertambah, dan yang terpenting, semangat untuk menularkan “virus” pembiasaan bahasa ini kepada ratusan siswa mereka di kelas.
Jika gurunya saja berani jadi serigala dan penyanyi untuk belajar, maka sudah seharusnya kelas-kelas di MTsN 4 Jombang akan segera menjadi laboratorium bahasa yang hidup, dinamis, dan menyenangkan. Inilah langkah nyata menuju madrasah yang benar-benar Maju, Bermutu, dan Mendunia.
Sulthon Sulaiman
Kepala MTsN 4 Jombang
0 Comments