Melalui model Problem Based Learning, siswa kelas 9O belajar aktif, kritis, dan penuh semangat hingga lupa waktu

MTsN 4 Jombang, 23 Agustus 2025 – Suasana berbeda terlihat di ruang kelas 9O MTsN 4 Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang pada Sabtu (23/8) di jam pelajaran ke-1 dan ke-2. Di bawah bimbingan Ustadzah Anik Mu’izah, para siswi tampak antusias mengikuti pembelajaran IPS dengan tema Kearifan Lokal melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Kelas 9O yang berjumlah 25 siswa, hadir 24 anak dengan satu anak izin sakit. Sejak awal pembelajaran, mereka telah membuat kesepakatan untuk tidak tidur saat pelajaran berlangsung. Aturan sederhana ini ternyata memberi dampak luar biasa. Para siswi terlibat aktif dalam diskusi kelompok, menjelajahi berbagai sumber pengetahuan, dan memperkaya wawasan tentang apa itu kearifan lokal, makna, contoh, serta cara melestarikannya.

Walaupun fasilitas buku pengayaan terbatas, hal itu tidak menyurutkan semangat belajar. Justru, dengan metode deep learning yang dipadukan dengan PBL serta pendekatan berbasis cinta, saling menghormati, anti bullying, dan ramah anak, suasana kelas menjadi sangat hidup. Kegiatan belajar terasa menyenangkan, penuh keakraban, namun tetap ilmiah.

“Waktu yang tersedia seolah terasa kurang. Anak-anak begitu betah berlama-lama belajar karena mereka benar-benar menikmati prosesnya,” ungkap Ustadzah Anik Mu’izah.

Kelas 9O berhasil menghadirkan pembelajaran yang bukan hanya berfokus pada materi, tetapi juga membangun karakter. Dengan model pembelajaran partisipatif seperti ini, para siswi dilatih untuk menghargai perbedaan pendapat, berpikir kritis, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

Metode pembelajaran PBL yang diterapkan di kelas 9O ini diharapkan dapat menjadi role model bagi kelas-kelas lain di MTsN 4 Jombang. Dengan semangat inovasi dalam mengajar dan semangat belajar para generasi emas madrasah, MTsN 4 Jombang terus berkomitmen mencetak generasi unggul, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan zaman.

by: Solomon