Sejarah Singkat

Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jombang, yang dikenal luas sebagai MTsN Denanyar, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam unggulan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Madrasah ini memiliki akar sejarah yang panjang dan kuat dalam tradisi pesantren, khususnya yang terhubung dengan Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1923 oleh KH. M. Bisri Syansuri — seorang ulama besar dan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama — bersama istrinya Nyai Hj. Nor Khodijah Hasbullah.

Awalnya, pendidikan di lingkungan Denanyar diselenggarakan dalam bentuk madrasah salafiyah, yang berfokus pada pendalaman ilmu-ilmu agama seperti fikih, tafsir, hadis, dan bahasa Arab. Pendidikan ini bersifat non-formal namun menjadi pusat pembelajaran agama yang sangat diminati. Dalam perkembangannya, atas dorongan kebutuhan masyarakat akan pendidikan formal berbasis nilai-nilai Islam, maka didirikanlah Madrasah Tsanawiyah Denanyar yang pada akhirnya memperoleh status negeri melalui SK Menteri Agama RI Nomor 24 Tahun 1969, tertanggal 4 Maret 1969.

MTsN Denanyar resmi tercatat sebagai satuan pendidikan negeri di bawah Kementerian Agama RI, dan berada di bawah naungan Yayasan Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Secara administratif, madrasah ini berada di Jalan KH Bisri Syansuri No. 77, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Legalitas pendirian secara administratif diperkuat dengan SK Pendirian No. Kd.13.17/4/PP.00.4/1088a/SK/2010, tertanggal 1 Juli 2010.

Dalam hal kualitas pendidikan, MTsN 4 Jombang telah memperoleh akreditasi A, berdasarkan SK BAN-SM No. 599/BAN-SM/SK/2019 tertanggal 9 Juli 2019. Hal ini menunjukkan bahwa madrasah ini memenuhi standar mutu nasional dalam bidang manajemen, kurikulum, sarana-prasarana, dan proses pembelajaran.

Salah satu keunggulan MTsN 4 Jombang adalah keberadaannya yang menyatu dengan ekosistem pesantren. Para siswa tidak hanya mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, tetapi juga tinggal di asrama-asrama yang dikelola oleh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, seperti Asrama Mamba’ul Ma’arif, Sunan Ampel, Al-Bisri, Ar-Risalah, dan lainnya. Hal ini memungkinkan terbentuknya karakter religius dan disiplin yang kuat dalam diri peserta didik. Nilai-nilai pesantren menjadi bagian dari kultur sekolah yang tetap dijaga hingga kini.

Pada tahun pelajaran 2019/2020, MTsN 4 Jombang menjadi madrasah percontohan program SKS (Sistem Kredit Semester) pertama di Jombang. Program ini memungkinkan siswa dengan kemampuan akademik tinggi untuk menyelesaikan pendidikan dalam waktu lebih singkat (akselerasi). Pelaksanaan SKS ini diikuti dengan proses tes psikologi dan pemetaan minat siswa saat awal masuk, di mana peserta didik diarahkan ke kelas sesuai bidang potensinya: Kelas Sains, Kelas Bahasa, Kelas Agama, dan Kelas Digital. Strategi ini membantu madrasah dalam menciptakan pembelajaran yang adaptif dan berbasis potensi.

MTsN 4 Jombang juga dikenal sebagai madrasah yang berprestasi. Pada bulan Desember 2024, madrasah ini berhasil meraih juara umum dalam ajang Jombang Madrasah Competition (JMC) yang diadakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Jombang. Prestasi ini diraih berkat kontribusi siswa-siswi dalam berbagai cabang lomba seperti olimpiade sains, olahraga (seperti tenis meja), keagamaan, dan seni. Penyerahan penghargaan dilakukan pada peringatan Hari Amal Bhakti Kemenag 2025. Selain itu, siswa MTsN 4 Jombang kerap menjuarai kompetisi tingkat regional dan nasional, yang merupakan hasil dari sistem pembinaan terstruktur berdasarkan pemetaan bakat.

Secara keseluruhan, MTsN 4 Jombang (Denanyar) adalah lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga kuat dalam pembentukan karakter, spiritualitas, dan kepemimpinan. Perpaduan antara sistem pendidikan nasional dan nilai-nilai pesantren menjadikan madrasah ini sebagai model pendidikan Islam yang relevan dengan kebutuhan zaman.