MTsN 4 Jombang, 24 Agustus 2025 – Suasana Ahad pagi di MTsN 4 Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang selalu dipenuhi dengan aktivitas positif. Seluruh siswa dari kelas VII hingga kelas IX mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Pada saat yang sama, bapak dan ibu guru yang tidak bertugas dalam kegiatan ekstrakurikuler mengikuti pengajian kitab kuning sebagai upaya penguatan kompetensi keilmuan dan spiritual.

Pengajian rutin tersebut membahas kitab Attadhib fi-Adillati Matan al-Ghoyah wa al-Taqrib karya Imam Abi Sujak yang disampaikan oleh KH. Moh. Yazid. Pada Ahad, 24 Agustus 2025, kajian difokuskan pada bab “Waktu-waktu yang Makruh untuk Sholat.” Dalam fiqih Islam dijelaskan terdapat lima waktu yang dimakruhkan untuk melaksanakan sholat kecuali karena sebab tertentu, yaitu:
- Setelah sholat Subuh hingga terbitnya matahari.
- Saat matahari terbit hingga meninggi kira-kira satu tombak.
- Waktu istiwa’ hingga matahari tergelincir, kecuali pada hari Jumat.
- Setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam.
- Ketika matahari berwarna kekuningan hingga tenggelam sempurna.
Adapun sholat yang diperbolehkan pada waktu-waktu tersebut di antaranya adalah sholat tahiyyatul masjid, sholat gerhana, sholat jenazah, sholat qodho’, serta sujud tilawah.

Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa MTsN 4 Denanyar Jombang setiap Ahad pagi juga berjalan serentak. Berbagai pilihan tersedia agar siswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya. Daftar kegiatan ekstrakurikuler tersebut antara lain:
- PMR Putra
- PMR Putri
- Olimpiade IPA
- Olimpiade MTK
- Bola Voli Putra
- Bola Voli Putri
- Pencak Silat
- Banjari Putra
- Banjari Putri
- Tenis Meja
- Bulu Tangkis
- Qiro’ah
- Pidato Bahasa Inggris
- Pidato Bahasa Indonesia
- Pidato Bahasa Arab
- Pramuka
- Kaligrafi
- Paskibraka Putra
- Paskibraka Putri
- Futsal
- Jurnalistik
- Tari
- Robotik

Kegiatan rutin setiap Ahad pagi ini menjadi ciri khas MTsN 4 Denanyar Jombang. Di satu sisi, siswa mendapatkan wadah pengembangan bakat melalui ekstrakurikuler, sementara guru dan karyawan memperdalam kajian kitab kuning sebagai tradisi keilmuan pesantren. Hal ini sekaligus menjadi upaya penguatan sumber daya manusia (SDM) baik bagi siswa maupun para pendidik.


By : Solomon
0 Comments