Kartu Kuning Sholat Dzuhur: Praktek Baik yang Menjadi Karakter di MTsN 4 Denanyar Jombang

by | Oct 14, 2025 | School News | 0 comments

Senin siang, 13 Oktober 2025, pukul 13.00 WIB. Teras Kampus 1 MTsN 4 Denanyar Jombang yang membentang dari utara ke selatan sejauh 500 meter tampak begitu hidup. Suasana riuh namun tertib mewarnai siang itu. Di sepanjang teras, para ibu guru duduk rapi sambil membawa berkas data absensi siswa. Bukan absensi pelajaran, melainkan absensi sholat Dzuhur berjamaah — sebuah tradisi yang kini telah menjadi budaya dan karakter di lingkungan madrasah.

47f8b6e1 e1a9 48ba b19f 461a73d76918

Dari arah masjid Pondok Denanyar, tampak ratusan siswa berhamburan keluar setelah sholat Dzuhur berjamaah usai. Wajah-wajah muda itu penuh semangat, tangan mereka menggenggam secarik kartu berwarna kuning — bukti bahwa mereka telah melaksanakan kewajiban sholat berjamaah di masjid. Satu per satu, mereka mendatangi ibu wali kelas masing-masing untuk menyerahkan kartu tersebut. Dengan sabar dan telaten, para guru menerima dan mendata setiap siswa. Tidak ada yang terburu-buru, tidak ada yang asal-asalan. Semua berlangsung penuh kesadaran, seolah mereka tahu bahwa disiplin dan ketaatan kepada Allah SWT adalah bagian penting dari pembentukan karakter mereka.

Pemandangan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan praktik nyata dari pembelajaran ibadah yang diintegrasikan dalam keseharian siswa. Tanpa perlu komando panjang atau seruan keras, setiap kali bel tanda masuk waktu Dzuhur berbunyi, para siswa dengan tertib menuju masjid. Di tempat wudhu, para bapak guru sudah bersiaga — memastikan anak-anak berwudhu dengan benar, membimbing dengan kasih, dan mengingatkan dengan teladan.

d3ea2f67 7330 4ab0 9ec1 a64b92681446

Di selasar masjid, guru-guru lain juga siap memastikan para siswa masuk dan memenuhi saf-saf dengan rapi. Ketika adzan berkumandang, seluruh suasana berubah khidmat. Para guru bergiliran menjadi imam setiap harinya, menanamkan teladan langsung kepada para santri madrasah: bahwa ibadah bukan hanya teori, tapi juga kebiasaan yang harus dijalankan dengan kesungguhan.

Usai sholat, setelah wirid dan doa bersama, para pembina kesiswaan berkeliling membagikan kartu kuning — simbol sederhana namun sarat makna. Kartu itu bukan sekadar alat kontrol kehadiran, tetapi juga tanda pengingat bahwa setiap siswa telah mengambil bagian dalam ikhtiar menuju ketaatan.

Inilah wajah MTsN 4 Denanyar Jombang hari ini — madrasah yang tidak hanya mencetak kecerdasan akademik, tetapi juga menumbuhkan karakter spiritual yang kuat. Melalui program Kartu Kuning Sholat Dzuhur, madrasah ini berupaya menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan cinta ibadah sejak dini.

a1a558bd d27a 497d 846e 615e501a33ed

Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran praktik ibadah yang hidup di tengah siswa. Tidak hanya diajarkan dalam teori fikih di kelas, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari. Dengan pendekatan yang membiasakan, siswa tidak sekadar “Disuruh Sholat”, melainkan “Belajar Mencintai Sholat”.

Kepala MTsN 4 Denanyar Jombang, Bapak Sulthon Sulaiman, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata penguatan karakter religius siswa. “Kami ingin ibadah menjadi bagian dari keseharian mereka, bukan beban, tapi kebutuhan. Karena dari kebiasaan, akan lahir kesadaran. Dan dari kesadaran, akan tumbuh ketaatan,” ujarnya penuh makna.

Kini, setiap siang di teras panjang madrasah itu, kartu kuning bukan sekadar potongan kertas kecil. Ia menjadi saksi sebuah perjalanan pendidikan yang menumbuhkan iman, disiplin, dan tanggung jawab. Sebuah langkah sederhana, namun penuh arti — membentuk generasi emas 2025 yang tak hanya cerdas pikirannya, tapi juga tunduk hatinya kepada Allah SWT.

By : Solomon

Author

Artikel ini telah dibaca:

Written by Sulthon Sulaiman

Related Posts

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *