Oleh: Sulthon Sulaiman, Kepala MTsN 4 Jombang
Pagi ini, Ahad 21 September 2025, ruang guru MTsN 4 Jombang dipenuhi suasana khidmat. Segenap bapak dan ibu guru berkumpul dalam satu majelis untuk melaksanakan doa istighotsah. Dengan penuh kekhusyukan, lantunan doa dan dzikir menggema, memohon pertolongan Allah SWT demi keselamatan bangsa dan kejernihan langkah dalam menyongsong persiapan ITLAQ Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Istighotsah pagi ini bukan sekadar rutinitas doa bersama, melainkan wujud kesadaran kolektif bahwa bangsa ini hanya akan kuat jika ditopang oleh doa, perjuangan, dan kebersamaan. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama, istighotsah adalah ikhtiar spiritual untuk mengetuk pintu langit, mengikat hati para pejuang pendidikan, dan menyatukan semangat dalam menghadapi dinamika zaman.
Menyambut Hari Santri Nasional 2025
Hari Santri Nasional tahun ini terasa istimewa. Sebab, kick off peringatannya akan digelar besok, Senin 22 September 2025, langsung di jantung peradaban pesantren Jombang. Empat pondok pesantren besar yang menjadi pilar sejarah lahirnya para ulama dan pejuang bangsa akan menjadi tuan rumah: Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Lebih istimewa lagi, kegiatan akbar ini akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia. Kehadiran beliau tidak hanya menjadi simbol perhatian negara terhadap dunia pesantren, tetapi juga meneguhkan kembali posisi santri sebagai garda moral bangsa.
MTsN 4 Jombang dan Spirit Kebangsaan
Sebagai bagian dari komunitas pendidikan Islam di Jombang, MTsN 4 Jombang merasa terpanggil untuk ikut serta menyiapkan batin menyambut momentum bersejarah ini. Doa istighotsah yang digelar pagi ini adalah ikhtiar spiritual agar seluruh rangkaian HSN 2025 berjalan lancar, penuh berkah, serta memberi makna mendalam bagi seluruh umat.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi cermin betapa para guru di madrasah tidak hanya berperan sebagai pengajar ilmu, tetapi juga pendidik jiwa. Mereka menanamkan teladan bahwa doa dan usaha harus berjalan beriringan. Bahwa kemajuan pendidikan tidak bisa lepas dari kekuatan spiritualitas.
Hari Santri dan Tantangan Zaman
Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah momentum refleksi bagi kita semua untuk kembali merenungi peran santri dalam perjalanan bangsa. Dari resolusi jihad 22 Oktober 1945 hingga era digital saat ini, santri selalu hadir dengan wajah yang adaptif, moderat, dan penuh dedikasi.
Di tengah tantangan globalisasi, revolusi teknologi, serta derasnya arus informasi, santri diharapkan tetap menjaga identitas: berakar kuat pada nilai-nilai agama, sekaligus mampu menjawab tantangan zaman dengan cerdas. Semangat inilah yang ingin terus ditumbuhkan di lembaga pendidikan, termasuk di MTsN 4 Jombang.
Doa untuk Keselamatan Bangsa
Dalam istighotsah pagi ini, para guru memanjatkan doa khusus untuk keselamatan bangsa. Mereka berharap Indonesia tetap damai, rukun, dan diberi kekuatan menghadapi tantangan yang ada. Di balik doa itu, tersimpan harapan agar generasi muda, khususnya para siswa madrasah dan santri, mampu melanjutkan estafet perjuangan ulama dengan penuh integritas dan keikhlasan.
Penutup
Istighotsah pagi ini adalah langkah awal. Esok hari, gema takbir, shalawat, dan semangat santri akan membahana di bumi Jombang, tempat para ulama besar menorehkan sejarah. Dengan doa dan ikhtiar bersama, kita berharap Hari Santri Nasional 2025 bukan hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga momentum kebangkitan spiritual dan intelektual santri untuk Indonesia yang lebih bermartabat.
0 Comments