Kekuatan Sholawat dan Janji Syafaat Nabi Diangkat dalam Pengajian Kitab Al-Hikayah di MTsN 4 Denanyar

by , | Sep 14, 2025 | School News | 0 comments

MTsN 4 Jombang – Minggu, 14 September 2025. Suasana khidmat dan penuh semangat keilmian menyelimuti Ruang Guru. Seperti biasa, para guru berkumpul untuk mengikuti kegiatan rutin pengajian kitab yang diasuh langsung oleh Bapak H. Moh Yazid. Pagi itu, kajian dimulai pukul 07.50 WIB dan mengupas secara mendalam kitab “Al-Hikayah” yang disusun oleh Asy-Syeikh M. Jamaluddin Ahmad.

Pada pertemuan pertama pembahasan kitab ini, Bapak Yazid, panggilan akrabnya, membuka dengan membedah makna agung di balik Surah Al-Ahzab ayat 56. Beliau membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۗ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 56)

Dalam tafsirnya, Bapak Yazid menjelaskan bahwa ayat mulia ini diturunkan di bulan Sya’ban, yang menjadi rahasia mengapa Rasulullah SAW sangat bersemangat berpuasa di bulan tersebut, sebagaimana sabdanya, “Sya’ban itu bulanku” (Syahru Sya’ban Syahri).

Merujuk pada kitab Al-Jami’ li Ahkami Al-Qur’an karya Imam Al-Qurthubi Jilid XIV halaman 232, beliau memaparkan bahwa makna sholawat memiliki tiga tingkatan dari tiga pihak yang berbeda:

والصلاة من الله رحمته ورضوانه ومن الملائكة الدعاء والاستغفار ومن الامة الدعاء والتعظيم لامره

  • Sholawat dari Allah maksudnya adalah Rahmat dan Keridhaan-Nya.
  • Sholawat dari Malaikat adalah doa dan permohonan ampunan.
  • Sedangkan sholawat dari umat adalah doa dan pengagungan terhadap perintah Nabi.

“Inilah keistimewaan amalan sholawat,” tegas Bapak Yazid. “Setiap amal ada kalanya diterima dan ada kalanya ditolak, kecuali sholawat kepada Nabi SAW. Ia pasti diterima sebagai bentuk pemuliaan kepada Baginda Nabi.”

Beliau kemudian mengutip sebuah pernyataan dalam kitab:

جميع الأعمال منها المقبول المردود إلا الصلاة على ﷺ فإنها مقطوع بقولها اكراماً له ﷺ

(Seluruh amal perbuatan ada yang diterima dan ada yang ditolak, kecuali sholawat atas Nabi SAW. Maka sesungguhnya sholawat itu pasti diterima sebagai bentuk pemuliaan bagi beliau).

Kajian kemudian berlanjut pada pembahasan inti tentang syafaat (pertolongan) Nabi Muhammad SAW di hari Kiamat. Bapak Yazid menekankan bahwa meyakini syafaat Nabi adalah suatu keharusan.

“Kita harus percaya kepada syafaatnya Nabi SAW,” imbau beliau sambil menyitir sebuah hadits,

(( شفاعتي يوم القيامة حق فمن لم يؤمن بها لم يكن من أهلها )

(‘Syafa’atku di hari Kiamat adalah benar adanya. Barangsiapa yang tidak beriman kepadanya, maka dia bukan termasuk orang yang akan memperolehnya’).

Sebagai ilustrasi nyata dari kekuatan sholawat yang dapat mendatangkan syafaat, kitab “Al-Hikayah” memuat dua kisah menakjubkan. Pertama, kisah seorang pemuda yang senantiasa membaca sholawat di setiap langkah kakinya saat berhaji. Keistimewaan ini membuat Imam Sufyan As-Saury terkagum-kagum, yang kemudian terhubung dengan kisah ayah pemuda tersebut yang wafat dengan wajah menghitam, lalu setelah diusap oleh Rasulullah SAW dalam mimpinya, wajahnya kembali bersih dan bercahaya. “Semuanya disebabkan karena kebiasaan ayahnya yang gemar membaca sholawat,” jelas Bapak Yazid.

4fe79d79 f81d 4a43 a792 ace6a51e0035

Kisah syafaat kedua yang dibahas adalah tentang seseorang yang digiring menuju Neraka. Melihat hal itu, Rasulullah SAW berlari mengejar untuk menghentikan malaikat dan meminta agar amal orang tersebut ditimbang ulang. Nabi kemudian mengeluarkan secarik kertas dari jubahnya yang berisi kumpulan sholawat yang pernah dibaca oleh orang tersebut selama di dunia. “Secarik kertas itulah yang membuat timbangan amal baiknya menjadi lebih berat dan menyelamatkannya. Nabi menyimpan catatan sholawat umatnya untuk diserahkan di hari perhitungan,” tutur Bapak Yazid dengan penuh hikmah.

Kegiatan pengajian kitab ini telah menjadi tradisi rutin yang ditunggu-tunggu setiap Ahad pagi. Diikuti oleh seluruh bapak dan ibu guru yang tidak memiliki tugas pembinaan ekstrakurikuler, acara berlangsung dari pukul 07.50 hingga 08.30 WIB, bertepatan dengan waktu siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Antusiasme para guru terlihat jelas. Mereka menyimak dengan khidmat dan mencatat setiap kalimat yang disampaikan Bapak Yazid. Pengajian kitab seperti ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan merupakan program strategis untuk penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang keagamaan. Melalui pendalaman kitab-kitab klasik, diharapkan para pendidik tidak hanya cakap secara akademis tetapi juga kuat secara spiritual dan akhlak, sehingga dapat menebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin kepada seluruh siswa.

5d806da6 c21c 4bfe a325 eec0e251ae5e

Solomon/Myzd

Authors

Artikel ini telah dibaca:

Written by Sulthon Sulaiman

Related Posts

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *